Nabi Idris AS adalah nabi yang kedua. Ia diutus oleh
Allah SWT untuk berdakwah di negeri Babylonia. Nabi Idris adalah orang yang
sangat cerdas, tegas, berani, dan sabar. Nabi Idris juga diberikan kesempatan
oleh Allah SWT untuk melihat surga dan neraka.
Kecerdasan dan Keahlian Nabi Idris
“Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris
di dalam kitab (Al-Qur’an). Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai
kebenaran dan seorang nabi.” (QS. Maryam [19]: 56)
Nabi Idris adalah seorang yang sangat cerdas dan
sangat mencintai ilmu pengetahuan. Ia tekun mempelajari mushaf-mushaf (kitab atau
buku) Nabi Adam dan Syits (salah satu putra Nabi Adam). Nabi Idris dikaruniai
beberapa kelebihan oleh Allah SWT. Ia menguasai berbagai bahasa, ilmu alam,
tulis-menulis, dan berhitung. Nabi Idris juga manusia pertama yang memakai
pakaian berjahit. Ia adalah seorang yang pandai menjahit. Setiap kali
menusukkan jarum jahitnya, Nabi Idris selalu bertasbih. Bisa dibayangkan betapa
seringnya ia mengucapkan tasbih dalam sehari.
Nabi Idris juga pandai membuat denah rumah yang
sederhana dengat sangat indah. Banyak orang yang meminta bantuannya. Mereka
meminta dibuatkan denah untuk membangun rumah mereka.
Kesabaran dan Keberanian Nabi Idris
“Dan (ingatlah kisah) Ismail,Idris, dan
Zulkifli. Mereka semua termasuk orang-orang yang sabar. Dan Kami masukkan
mereka ke dalam rahmat Kami. Sungguh mereka termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Al-Anbiyaa`
[21]: 85_86)
Nabi Idris adalah seorang yang sangat sabar. Ia tidak
pernah menyerah menghadapi tantangan seberat apa pun dalam berdakwah. Nabi
Idris tidak putus asa mengajak manusia agar menyembah Allah SWT meski sering
diejek dan dihina. Ia menjalankan tugasnya sebagai nabi dan rasul dengan penuh
kesungguhan.
Namun demikian, Nabi Idris juga orang yang tegas
terhadap kezhaliman. Ia tidak segan-segan menghukum orang yang berbuat aniaya
kepada orang lain. Ia sangat terkenal dengan keberaniannya sehingga dijuluki
“asadul asad” yang artinya singa dari segala singa.
Nabi Idris Merasakan Kematian
“Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan
mati….” (QS. Ali-`Imraan
[3]: 185)
Suatu hari, ketika akan berbuka puasa, Nabi Idris
kedatangan seorang tamu. Tapi, bukan tamu sembarangan. Ia adalah malaikat
Izrail yang menyamar menjadi manusia. Nabi Idris mengajak tamunya makan bersama.
Namun, ia menolaknya.
Nabi Idris menjadi heran. Ia menduga tamunya ini bukan
manusia biasa. Nabi Idris pun bertanya, “Siapakah engkau sebenarnya?”
Tamu itu akhirnya memberitahukan siapa ia sebenarnya.
“Aku adalah Izrail,” jawabnya.
Nabi Idris sangat terkejut. Ia kembali bertanya, “Apakah
engkau akan mencabut nyawaku?”
“Tidak! Aku hanya ingin bersilaturahmi kepadamu,”
jelas Izrail.
Tiba-tiba, terbesit dalam benak Nabi Idris ingin
merasakan kematian. Nabi Idris menyampaikan keinginannya itu kepada Malaikat
Izrail.
“Hai Izrail, maukah engkau mencabut nyawaku untuk
sesaat. Lalu, kau kembalikan lagi nyawaku dalam jasadku. Aku ingin tahu
bagaimana rasanya saat manusia mengalami kematian?” pinta Nabi Idris.
Malaikat Izrail sangat terkejut mendengar permintaan Nabi
Idris. Lalu, ia menghadap Allah SWT untuk menyampaikan permintaan Nabi Idris.
Allah SWT pun mengabulkannya.
Setelah mendapat izin dari Allah SWT, Malaikat Izrail
mencabut nyawa Nabi Idris dengan sangat lembut. Nabi Idris pun merasakan
kematian. Setelah beberapa saat, Malaikat Izrail mengembalikan lagi nyawa Nabi
Idris ke dalam jasadnya. Nabi Idris hidup kembali.
“Bagaimana rasanya ketika nyawamu dicabut?” Tanya
Izrail.
“Sungguh, aku merasakan sakit yang luar biasa. Aku
seperti dikuliti,” terang Nabi Idris.
“Tahukah engkau, aku mencabut nyawamu dengan sangat
lembut karena kau orang yang saleh. Engkau bisa bayangkan bagaimana rasa sakit
yang dialami oleh orang-orang durhaka dan kafir ketika nyawanya dicabut?” tutur
Izrail. Nabi Idris merasa takut membayangkannya. Pasti sakit sekali, sungguh!
Jalan-jalan ke
Neraka dan Surga
“… Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan. Kehidupan di
dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS. Ali-`Imraan [3]: 185)
Setelah merasakan kematian, Nabi Idris meminta
Malaikat Izrail agar mengajaknya jalan-jalan ke neraka. Ia ingin mengetahui
bagaimana kondisi neraka yang srbenarnya.
Malaikat Iazrail kembali meminta izin kepada Allah
SWT. Setelah Allah SWT mengizinkan, Malaikat Izrail mambawa Nabi Idris pergi ke
neraka. Sesampainya di sana, Nabi Idris sangat terkejut. Ternyata, neraka jauh
lebih menyeramkan dan menakutkan dari yang dibayangkannya. Api neraka sangat
panas dan bergejolak menyemburkan bara api. Siapa pun pasti tidak akan sanggup
tinggal di nerakah.
Kemudian, Nabi Idris meminta kepada Malaikat Izrail
agar membawanya jalan-jalan ke surga. Setelah mendapat izin dari Allah SWT,
Malaikat Izrail membawa Nabi Idris jalan-jalan ke surga.
Setelah sampai di surga, Nabi Idris merasa sangat
takjub. Ia tidak mengira surga begitu indah dan menawan. Di sana, ada berbagai
makanan yang lezat, buah-buahan yang harum dan ranum, air sungai yang jernih,
dan pemandangan yang memesona.
Nabi Idris melihat-lihat pemandangan surga. Ia juga
mencicipi buah-buahan, meminum susu dan madu, serta makan makanan yang lezat.
Ia merasa beta tinggal di surga. Malaikat Izrail mengingatkan Nabi Idris bahwa
waktunya sudah hamper habis. Ia harus keluar dari surga. Dengan berat hati,
Nabi Idris keluar bersama Malaikat Izrail dari surga. Namun, ketika sampai di
pintu surga, Nabi Idris teringat dengan sesuatu. Rupanya sandalnya tertinggal
di surga.
“Wahai Izrail, sandalku tertinggal di surga. Kau
tunggu di sini ya! Aku akan mengambilnya,” ujar Nabi Idris.
“Oh… silahkan. Aku tunggu kau di sini,” kata Izrail.
Namun, setelah lama menunggu, Nabi Idris tidak juga
kembali. Malaikat Izrail memutuskan untuk menyusul Nabi Idris ke surga.
Ternyata, Nabi Idris sedang bersantai di dalam surga.
“Wahai Idris, mengapa engkau justru bersantai-santai.
Bukankah engkau sudah menemukan sandalmu? Ayo kita keluar dari sini!” ajak
Izrail.
“Wahai Izrail, sebenarnya aku sengaja meninggalkan
sandalku. Aku tidak mau keluar dari surga. Aku merasa betah tinggal di sini,”
ujar Nabi Idris.
“Tapi, waktumu sudah habis. Kau harus keluar dari
surga!” kata Malaikat Izrail.
“Bukankah setiap manusia akan merasakan mati? Lalu,
dihidupkan kembali dan dihisab (diperhitungkan) amalnya untuk menentukan masuk
surga atau neraka. Aku sudah merasakan kematian. Kini, aku berada di surga.
Bukankah orang yang sudah masuk ke surga akan kekal di dalamnya?” terang Nabi
Idris.
Malaikat Izrail bingung dengan penjelasan Nabi IDRIS.
Kemudian, ia menghadap Allah SWT dan melaporkan hal itu. Allah SWT memutuskan
Nabi Idris boleh tinggal selamanya. Sebab, ia memang termasuk salah seorang
penghuni surga.
Hikmah Kisah
Cinta ilmu dan giat belajar maka akan membuat kita
memiliki ilmu pengetahuan yang luas. Akan tetapi, meskipun memiliki ilmu
pengetahuan yang luas, kita tidak boleh sombong.
Selain itu, sikap sabar merupakan modal utama
menghadapi masalah. Mari kita tanamkan sikap sabar dalam diri.
Kisah ini diambil dari buku yang berjudul Kisah Menakjubkan 25 Nabi & Rasul,
Semoga cerita ini dapat bermanfaat bagi kalian semua.
Read more »
1 comments:
Mari Salurkan Bakat Bermain Kartu Anda Bersama
Kami di Agen Bandar Poker Terbaik, SumoQQ ^^
JOIN Sekarang Juga!!!
PinBBM: 2AE0D276
Post a Comment