Monday, September 23, 2013

Kisah Menakjubkan Nabi Idris AS


Nabi Idris AS adalah nabi yang kedua. Ia diutus oleh Allah SWT untuk berdakwah di negeri Babylonia. Nabi Idris adalah orang yang sangat cerdas, tegas, berani, dan sabar. Nabi Idris juga diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk melihat surga dan neraka.

Kecerdasan dan Keahlian Nabi Idris
“Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di dalam kitab (Al-Qur’an). Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang nabi.” (QS. Maryam [19]: 56)

Nabi Idris adalah seorang yang sangat cerdas dan sangat mencintai ilmu pengetahuan. Ia tekun mempelajari mushaf-mushaf (kitab atau buku) Nabi Adam dan Syits (salah satu putra Nabi Adam). Nabi Idris dikaruniai beberapa kelebihan oleh Allah SWT. Ia menguasai berbagai bahasa, ilmu alam, tulis-menulis, dan berhitung. Nabi Idris juga manusia pertama yang memakai pakaian berjahit. Ia adalah seorang yang pandai menjahit. Setiap kali menusukkan jarum jahitnya, Nabi Idris selalu bertasbih. Bisa dibayangkan betapa seringnya ia mengucapkan tasbih dalam sehari.

Nabi Idris juga pandai membuat denah rumah yang sederhana dengat sangat indah. Banyak orang yang meminta bantuannya. Mereka meminta dibuatkan denah untuk membangun rumah mereka.

Kesabaran dan Keberanian Nabi Idris
“Dan (ingatlah kisah) Ismail,Idris, dan Zulkifli. Mereka semua termasuk orang-orang yang sabar. Dan Kami masukkan mereka ke dalam rahmat Kami. Sungguh mereka termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Al-Anbiyaa` [21]: 85_86)

Nabi Idris adalah seorang yang sangat sabar. Ia tidak pernah menyerah menghadapi tantangan seberat apa pun dalam berdakwah. Nabi Idris tidak putus asa mengajak manusia agar menyembah Allah SWT meski sering diejek dan dihina. Ia menjalankan tugasnya sebagai nabi dan rasul dengan penuh kesungguhan.

Namun demikian, Nabi Idris juga orang yang tegas terhadap kezhaliman. Ia tidak segan-segan menghukum orang yang berbuat aniaya kepada orang lain. Ia sangat terkenal dengan keberaniannya sehingga dijuluki “asadul asad” yang artinya singa dari segala singa.

Nabi Idris Merasakan Kematian
“Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan mati….” (QS. Ali-`Imraan [3]: 185)

Suatu hari, ketika akan berbuka puasa, Nabi Idris kedatangan seorang tamu. Tapi, bukan tamu sembarangan. Ia adalah malaikat Izrail yang menyamar menjadi manusia. Nabi Idris mengajak tamunya makan bersama. Namun, ia menolaknya.

Nabi Idris menjadi heran. Ia menduga tamunya ini bukan manusia biasa. Nabi Idris pun bertanya, “Siapakah engkau sebenarnya?”

Tamu itu akhirnya memberitahukan siapa ia sebenarnya. “Aku adalah Izrail,” jawabnya.

Nabi Idris sangat terkejut. Ia kembali bertanya, “Apakah engkau akan mencabut nyawaku?”

“Tidak! Aku hanya ingin bersilaturahmi kepadamu,” jelas Izrail.

Tiba-tiba, terbesit dalam benak Nabi Idris ingin merasakan kematian. Nabi Idris menyampaikan keinginannya itu kepada Malaikat Izrail.

“Hai Izrail, maukah engkau mencabut nyawaku untuk sesaat. Lalu, kau kembalikan lagi nyawaku dalam jasadku. Aku ingin tahu bagaimana rasanya saat manusia mengalami kematian?” pinta Nabi Idris.

Malaikat Izrail sangat terkejut mendengar permintaan Nabi Idris. Lalu, ia menghadap Allah SWT untuk menyampaikan permintaan Nabi Idris. Allah SWT pun mengabulkannya.

Setelah mendapat izin dari Allah SWT, Malaikat Izrail mencabut nyawa Nabi Idris dengan sangat lembut. Nabi Idris pun merasakan kematian. Setelah beberapa saat, Malaikat Izrail mengembalikan lagi nyawa Nabi Idris ke dalam jasadnya. Nabi Idris hidup kembali.

“Bagaimana rasanya ketika nyawamu dicabut?” Tanya Izrail.

“Sungguh, aku merasakan sakit yang luar biasa. Aku seperti dikuliti,” terang Nabi Idris.

“Tahukah engkau, aku mencabut nyawamu dengan sangat lembut karena kau orang yang saleh. Engkau bisa bayangkan bagaimana rasa sakit yang dialami oleh orang-orang durhaka dan kafir ketika nyawanya dicabut?” tutur Izrail. Nabi Idris merasa takut membayangkannya. Pasti sakit sekali, sungguh!

Jalan-jalan ke Neraka dan Surga
“… Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan. Kehidupan di dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS. Ali-`Imraan [3]: 185)

Setelah merasakan kematian, Nabi Idris meminta Malaikat Izrail agar mengajaknya jalan-jalan ke neraka. Ia ingin mengetahui bagaimana kondisi neraka yang srbenarnya.

Malaikat Iazrail kembali meminta izin kepada Allah SWT. Setelah Allah SWT mengizinkan, Malaikat Izrail mambawa Nabi Idris pergi ke neraka. Sesampainya di sana, Nabi Idris sangat terkejut. Ternyata, neraka jauh lebih menyeramkan dan menakutkan dari yang dibayangkannya. Api neraka sangat panas dan bergejolak menyemburkan bara api. Siapa pun pasti tidak akan sanggup tinggal di nerakah.

Kemudian, Nabi Idris meminta kepada Malaikat Izrail agar membawanya jalan-jalan ke surga. Setelah mendapat izin dari Allah SWT, Malaikat Izrail membawa Nabi Idris jalan-jalan ke surga.

Setelah sampai di surga, Nabi Idris merasa sangat takjub. Ia tidak mengira surga begitu indah dan menawan. Di sana, ada berbagai makanan yang lezat, buah-buahan yang harum dan ranum, air sungai yang jernih, dan pemandangan yang memesona.

Nabi Idris melihat-lihat pemandangan surga. Ia juga mencicipi buah-buahan, meminum susu dan madu, serta makan makanan yang lezat. Ia merasa beta tinggal di surga. Malaikat Izrail mengingatkan Nabi Idris bahwa waktunya sudah hamper habis. Ia harus keluar dari surga. Dengan berat hati, Nabi Idris keluar bersama Malaikat Izrail dari surga. Namun, ketika sampai di pintu surga, Nabi Idris teringat dengan sesuatu. Rupanya sandalnya tertinggal di surga.

“Wahai Izrail, sandalku tertinggal di surga. Kau tunggu di sini ya! Aku akan mengambilnya,” ujar Nabi Idris.

“Oh… silahkan. Aku tunggu kau di sini,” kata Izrail.

Namun, setelah lama menunggu, Nabi Idris tidak juga kembali. Malaikat Izrail memutuskan untuk menyusul Nabi Idris ke surga. Ternyata, Nabi Idris sedang bersantai di dalam surga.

“Wahai Idris, mengapa engkau justru bersantai-santai. Bukankah engkau sudah menemukan sandalmu? Ayo kita keluar dari sini!” ajak Izrail.

“Wahai Izrail, sebenarnya aku sengaja meninggalkan sandalku. Aku tidak mau keluar dari surga. Aku merasa betah tinggal di sini,” ujar Nabi Idris.

“Tapi, waktumu sudah habis. Kau harus keluar dari surga!” kata Malaikat Izrail.

“Bukankah setiap manusia akan merasakan mati? Lalu, dihidupkan kembali dan dihisab (diperhitungkan) amalnya untuk menentukan masuk surga atau neraka. Aku sudah merasakan kematian. Kini, aku berada di surga. Bukankah orang yang sudah masuk ke surga akan kekal di dalamnya?” terang Nabi Idris.

Malaikat Izrail bingung dengan penjelasan Nabi IDRIS. Kemudian, ia menghadap Allah SWT dan melaporkan hal itu. Allah SWT memutuskan Nabi Idris boleh tinggal selamanya. Sebab, ia memang termasuk salah seorang penghuni surga.


Hikmah Kisah

Cinta ilmu dan giat belajar maka akan membuat kita memiliki ilmu pengetahuan yang luas. Akan tetapi, meskipun memiliki ilmu pengetahuan yang luas, kita tidak boleh sombong.

Selain itu, sikap sabar merupakan modal utama menghadapi masalah. Mari kita tanamkan sikap sabar dalam diri.

Kisah ini diambil dari buku yang berjudul Kisah Menakjubkan 25 Nabi & Rasul, Semoga cerita ini dapat bermanfaat bagi kalian semua.

Read more »

1 comments:

Bandarq Online | Poker Indonesia | TaipeiPoker said... May 29, 2017 at 6:43 AM

Mari Salurkan Bakat Bermain Kartu Anda Bersama
Kami di Agen Bandar Poker Terbaik, SumoQQ ^^
JOIN Sekarang Juga!!!
PinBBM: 2AE0D276

Post a Comment

Copyright © Kisah Nabi dan Rasul 2010

Template By Nano | Powerred by Blogger