Nabi Isa AS adalah
nabi kedua puluh empat. Ia adalah putra Maryam, seorang wanita suci. Nabi Isa
berdakwah kepada Bani Israil di Yerusalem, Palestina. Nabi Isa memiliki
berbagai mukjizat, di antaranya menyembuhkan penyakit dan menghidupkan orang
mati atas izin Allah. Nabi Isa diangkat Allah ke sisi-Nya saat ia dikejar oleh
tentara Romawi.
Maryam sang
Wanita Suci
“(Ingatlah)
ketika istri Imran berkata, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu,
apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yamg mengabdi
(kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha
Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS.Ali-Imraan [3]:
35)
Di pinggiran Kota
Yerusalem, hiduplah keluarga Imran yang saleh. Imran dan istrinya sudah sangat
tua. Namun, mereka belum jua dikaruniai keturunan. Mereka pun gigih berdoa
kepada Allah memohon keturunan.
Allah mengabulkan doa
mereka. Tidak lama berselang, istri Imran mengandung. Mereka sangat bahagia dan
bersyukur atas karunia itu. Istri Imran bernazar (janji untuk melakukan
perbuatan baik) bahwa bayinya kelak akan diserahkan untuk mengabdi di Baitul
Maqdis.
Saat kelahiran pun
tiba. Istri Imran melahirkan seorang bayi perempuan. Bayi itu diberi nama
Maryam, yang artinya pengabdi TUhan. Sesuai nazarnya, istri Imran menyerahkan
Maryam kepada Nabi Zakaria untuk mengabdi kepada Allah di Baitul Maqdis.
Maryam diasuh oleh
Nabi Zakaria. Pada saat itu, Nabi Zakaria adalah imam di Baitul Maqdis. Maryam
ditempatkan di salah satu mihrab di Baitul Maqdis.
Maryam tumbuh menjadi
wanita yang cantik, taat beribadah, dan senantiasa menjaga kehormatan diri.
Maryam mendapat pengajaran agama dari Nabi Zakaria.
Selama mengasuh
Maryam, Nabi Zakaria melihat hal-hal aneh. Suatu kali, ia menemukan di dalam
mihrab Maryam buah-buahan yang tidak pernah dijumpainya.
“Wahai Maryam, dari
manakah engkau mendapatkan buah-buahan ini?”
“Dari Allah. Dia
memberikan rezaki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas,” jawab Maryam.
Nabi Zakaria menjadi
yakin bahwa Maryam adalah wanita mulia. Sebab, ia langsung dalam perlindungan
Allah.
Kelahiran Isa
“Dia
(Jibril) berkata, ‘Sesungguhnya aku hanyalah utusan Tuhanmu untuk menyampaikan
anugerah kepadamu seorang anak laki-laki yang suci. (QS.Maryam
[19]: 19)
Suatu ketika, Maryam
tengah beribadah di mihrabnya. Tiba-tiba, muncul Malaikat Jibril dalam rupa
seorang laki-laki tampan. Maryam terkejut dengan kehadiran Jibril.
“Siapa kau? Bagaimana
kau bisa berada di sini?” Tanya Maryam.
“Aku adalah Jibril.
Aku diutus Allah untuk mengabarkan bahwa engkau akan dikaruniai seorang anak
laki-laki,” jawab Jibril.
Maryam sangat
terkejut. Tubuhnya gemetar. Peluh mulai membasahi tubuhnya. “Bagaimana aku akan
mempunyai anak? Padahal, aku tidak pernah disentuh lelaki dan bukanlah orang
yang suka berbuat maksiat?” sanggah Maryam.
“Hal itu sangat mudah
bagi Allah. Dia bermaksud menjadikan hal ini sebagai tanda kebesaran-Nya,”
tegas Malaikat Jibril.
Setelah menyampaikan
kabar itu, Malaikat Jibril menghilang. Tinggallah Maryam seorang diri. Ia masih
tercengang dengan apa yang baru saja dialaminya. Ia memikirkan bagaimana reaksi
keluarga dan orang-orang nanti terhadapnya. Namun, ia berserah diri kepada
Allah SWT.
Beberapa waktu
kemudian, Maryam mulai menyadari perubahan dalam dirinya. Ia mulai mengandung.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Maryam pergi ke suatu tempat.
Saat waktu melahirkan
telah tiba, Maryam menyandarkan tubuhnya pada sebatang pohon kurma. Ia berjuang
seorang diri. Akhirnya, ia melahirkan dengan selamat.
Setelah melahirkan,
Maryam merasakan sangat haus dan lapar. Ia mengadu kepada Allah. Saat itu, atas
perintah Allah, datanglah Malaikat Jibril dan menyeru, “Janganlah engkau
bersedih hati. Sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan sebuah anak sungai di bawahmu.
Goyangkanlah pangkal pohon kurma ini ke arahmu. Niscaya, pohon itu akan
menggugurkan kurma yang masak kepadamu.”
Tiba-tiba, tanah di
depan Maryam bergetar dan membelah. Jadilah sungai kecil yang airnya jernih.
Kemudian, Maryam menggoyangkan pangkal pohon kurma. Pohon itu bergetar keras
dan menggugurkan kurma yang banyak. Maryam memakan kurma itu dan meminumair
dari sungai itu. Rasa lapar dan hausnya pun hilang.
Aku adalah
Hamba Allah
“Dia
(Isa) berkata, ‘Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan
Dia menjadikan aku seorang nabi.” (QS.Maryam [19]: 30)
Setelah kondisinya
pulih, Maryam membawa Isa ke kampungnya. Orang-orang kampong gempar dengan
kedatangan Maryam yang menggendong seorang bayi. Mereka menuduh Maryam telah
berbuat zina. “Wahai Maryam, kau telah melakukan suatu perbuatan mungkar.
Padahal, bapakmu bukanlah orang jahat dan ibumu bukan seorang pezina,” kata
mereka dengan sinisnya.
Maryam tidak menjawab.
Ia memang diperintahkan diam oleh Allah SWT. Ia menunjuk kepada bayinya. Ia
bermaksud agar orang-orang berbicara kepada bayinya.
Mereka merasa heran
dengan sikap Maryam. Bagaimana bisa mereka berbicara dengan bayi yang masih
merah. “Bagaimana kami akan berbicara dengan bayi yang masih dalam buaian?”
Tanya mereka kesal.
Namun, tiba-tiba bayi
dalam gendongan Maryam berbicara dengan fasih layaknya orang dewasa,
“Sesungguhnya
aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang
nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada,
dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) shalat dan (menunaikan) zakat
selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku
seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan
kepadaku, pada hari kelahiranku, wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup
kembali.” (terdapat dalam QS.Maryam:
32_33)
Mereka tercengang
melihat Isa yang masih bayi berbicara dengan fasih. Mereka kemudian menyadari
bahwa Maryam adalah wanita suci. Anaknya kelak akan menjadi seorang nabi. Namun,
banyak juga yang tetap tidak percaya. Merka
tetap melakukan penghinaan kepada Maryam dan anaknya.
Masa Kecil
Isa, Putra Maryam
“….Dan
ingatlah ketika Aku mengajarkan menulis kepadamu, (juga) hikmah, Taurat, dan
Injil….” (QS.Al-Maidah [5]:
110)
Masa kecil Isa penuh
kasih sayang. Maryam mencurahkan kasih sayangnya yang besar kepada Isa. Maryam
juga mendidik Isa dengan baik. Isa menjadi anak yang taat beribadah dan
berbakti kepada ibunya. Isa juga seorang anak yang sangat cerdas. Sejak kecil
Isa telah menunjukkan tanda-tanda kenabiannya.
Saat bermain dengan
teman-teman sebayanya, Isa mampu menyebutkan apa yang ada dalam saku
teman-temannya. Bahkan, ia juga mampu menyebutkan dengan tepat benda-benda apa
saja yang ada di rumah teman-temannya.
Saat usia Isa
menginjak dua belas tahun, Maryam mengajak Isa ke Baitul Maqdis. Isa menuntut
ilmu di Baitul Maqdis. Setiap hari, Isa mendengarkan pelajaran dari para pemuka
agama. Namun, Isa tidak hanya mendengarkan. Ia berani mengkritik para pemuka
agama itu kalau ada yang keliru.
Isa dikaruniai Allah
ilmu yang luas dan hikmah. Dengan karunia itu, dia mengetahui apakah yang
disampaikan para pemuka agama itu benar atau salah. Saat itu, syariat Nabi Musa
memang telah diubah-ubah. Para pemuka agama telah mengubah-ubah Taurat untuk
kepentingan mereka. Mereka mengambil keuntungan dengan mengatasnamakan agama.
Oleh karena itu, Isa
mengkritik mereka. Sikap kritis Isa ternyata menimbulkan kebencian para pemuka
agama itu kepada Isa. Mereka khawatir kehilangan pengaruh di kalangan Bani
Israil.
Dakwah Nabi
Isa
“….Dan
ingatlah ketika Aku mengajarkan menulis kepadamu, (juga) hikmah, Taurat, dan
Injil. Dan ingatlah ketika engkau membentuk dari tanah berupa burung dengan
seizing-Ku, kemudian engkau meniupnya, lalu menjadi seekor burung (yang
sebenarnya) dengan seizing-Ku….” (QS.Al-Maidah [5]:
110)
Pada usia tiga puluh
tahun, Isa diangkat menjadi nabi dan rasul. Ia diberikan kitab Injil sebagai
pedoman hidup. Sejak saat itu Nabi Isa berdakwah kepada Bani Israil. Saat itu,
Bani Israil berada dalam penjajahan bangsa Romawi.
Nabi Isa menyeru
kaumnya agar taat beribadah kepada Allah. Memperjuangkan kebenaran,
persaudaraan, dan kasih sayang. Nabi Isa mengajarkan Injil kepada mereka. Nabi
Isa meluruskan pemahaman yang keliru.
Seruan Nabi Isa
ditanggapi sinis oleh Bani Israil. Terutama, oleh para pemuka agamanya. Mereka
takut kehilangan pengaruhnya. Mereka merasa kedudukan mereka terancam dengan
kehadiran Nabi Isa. Mereka berusaha menghasut Bani Israil agar menolak seruan
Nabi Isa. Mereka mengatakan bahwa Nabi Isa seorang pendusta.
Untuk mematahkan
perkataan Bani Israil, Nabi Isa dikaruniai berbagai mukjizat oleh Allah. Nabi
Isa mampu membuat burung dari tanah liat. Ia mampu menyembuhkan penyakit kusta
dan orang yang buta sejak lahir. Nabi Isa juga mampu menghidupkan orang mati
dengan izin Allah.
Bani Israil takjub
menyaksikan mukjizat Nabi Isa. Kemudian, mereka mengikuti ajaran Nabi Isa.
Mereka yakin bahwa Nabi Isa adalah rasul Allah. Pengikut Nabi Isa semakin
banyak. Di antara pengikut Nabi Isa, ada dua belas orang pengikut utama. Mereka
itu disebut Hawariyun.
Rencana
Pembunuhan Nabi Isa
“Dan
(Kami hokum juga) karena ucapan mereka, ‘Sesungguhnya Kami telah membunuh
Al-Masih, Isa putra Maryam, rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan
tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang
diserupakan dengan Isa….” (QS.An-Nisaa` [4]:
157)
Semakin hari, pengaruh
Nabi Isa semakin luas. Pengikutnya juga semakin banyak. Hal ini menimbulkan
kekhawatiran di kalangan para pemuka agama (pendeta). Mereka takut kehilangan
pengaruh dan kedudukan.
Kemudian, menyusun
rencana untuk menyingkirkan Nabi Isa. Caranya, dengan memfitnah Nabi Isa.
Mereka melapor ke Kaisar Romawi bahwa Nabi Isa sedang menghimpun kekuatan untuk
memberontak. Kaisar Romawi pun murka mendengar kabar itu. Kemudian,
memerintahkan pasukannya untuk menangkap Nabi Isa.
Berita penangkapan itu
diketahui Nabi Isa. Nabi Isa dengan pengikutnya lari bersembunyi. Mereka
berpindah-pindah tempat menghindari pasukan Romawi. Mereka mendaki gunung,
menuruni lembah, masuk hutan, dan mengarungi gurun.
Pasukan Romawi tidak
berhasil menemukan Nabi Isa. Usaha mereka selalu berakhir gagal. Para pemuka
agama itu mencari akal. Mereka mendekati salah seorang pengikut Nabi Isa. Ia
adalah Yudas Ikarius. Mereka menawarkan uang dan harta melimpah kepada Yudas
jika mau menunjukkan persembunyian Nabi Isa.
Yudas tergoda sehingga
menunjukkan tempat persembunyian Nabi Isa. Saat itu, Nabi Isa tengah berada di
sebuah kebun anggur. Pasukan Romawi langsung menuju ke lokasi dengan Yudas sebagai
penunjuk jalan. Mereka mengepung kebun itu. Mereka melakukan pagar betis.
Nabi Isa dan pengikut
setianya terdesak. Saat itulah, Nabi Isa berdoa memohon perlindungan kepada
Allah. Permohonan Nabi Isa dikabulkan. Allah SWT mengangkat Nabi Isa ke sisi-Nya.
Kemudian, Allah menyerupakan wajah Yudas seperti wajah Nabi Isa.
Akhirnya, pasukan
Romawi menangkap Yudas. Yudas tak berkutik. Ia berusaha membela diri dengan
berteriak bahwa ia bukan Nabi Isa. Namun, teriakan Yudas tidak dihiraukan.
Pasukan Romawi tidak percaya dengan kata-kata Yudas. Ia pun dijatuhi hukuman
mati dengan disalib.
Hikmah
Kisah
Pelajaran berharga
dari kisah yang kita dapat petik dari kisah Nabi Isa adalah jangan gegabah
menuduh orang berbuat jahat tanpa bukti dan alas an kuat. Sebab, hal tersebut
akan merugikan orang yang kita tuduh.
Kemudian, janganlah
berbuat khianat. Sebab, khianat adalah sikap yang paling dibenci oleh Allah
SWT. Orang yang berkhianat pun akan dikenakan azab oleh Allah SWT.
Kisah ini diambil dari
buku yang berjudul Kisah Menakjubkan
25 Nabi & Rasul, Semoga cerita ini dapat bermanfaat bagi kalian
semua.
Read more »
0 comments:
Post a Comment