Monday, September 23, 2013

Kisah Menakjubkan Nabi Isa AS

Nabi Isa AS adalah nabi kedua puluh empat. Ia adalah putra Maryam, seorang wanita suci. Nabi Isa berdakwah kepada Bani Israil di Yerusalem, Palestina. Nabi Isa memiliki berbagai mukjizat, di antaranya menyembuhkan penyakit dan menghidupkan orang mati atas izin Allah. Nabi Isa diangkat Allah ke sisi-Nya saat ia dikejar oleh tentara Romawi.

Maryam sang Wanita Suci
“(Ingatlah) ketika istri Imran berkata, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yamg mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS.Ali-Imraan [3]: 35)

Di pinggiran Kota Yerusalem, hiduplah keluarga Imran yang saleh. Imran dan istrinya sudah sangat tua. Namun, mereka belum jua dikaruniai keturunan. Mereka pun gigih berdoa kepada Allah memohon keturunan.

Allah mengabulkan doa mereka. Tidak lama berselang, istri Imran mengandung. Mereka sangat bahagia dan bersyukur atas karunia itu. Istri Imran bernazar (janji untuk melakukan perbuatan baik) bahwa bayinya kelak akan diserahkan untuk mengabdi di Baitul Maqdis.

Saat kelahiran pun tiba. Istri Imran melahirkan seorang bayi perempuan. Bayi itu diberi nama Maryam, yang artinya pengabdi TUhan. Sesuai nazarnya, istri Imran menyerahkan Maryam kepada Nabi Zakaria untuk mengabdi kepada Allah di Baitul Maqdis.

Maryam diasuh oleh Nabi Zakaria. Pada saat itu, Nabi Zakaria adalah imam di Baitul Maqdis. Maryam ditempatkan di salah satu mihrab di Baitul Maqdis.

Maryam tumbuh menjadi wanita yang cantik, taat beribadah, dan senantiasa menjaga kehormatan diri. Maryam mendapat pengajaran agama dari Nabi Zakaria.

Selama mengasuh Maryam, Nabi Zakaria melihat hal-hal aneh. Suatu kali, ia menemukan di dalam mihrab Maryam buah-buahan yang tidak pernah dijumpainya.

“Wahai Maryam, dari manakah engkau mendapatkan buah-buahan ini?”

“Dari Allah. Dia memberikan rezaki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas,” jawab Maryam.

Nabi Zakaria menjadi yakin bahwa Maryam adalah wanita mulia. Sebab, ia langsung dalam perlindungan Allah.

Kelahiran Isa
“Dia (Jibril) berkata, ‘Sesungguhnya aku hanyalah utusan Tuhanmu untuk menyampaikan anugerah kepadamu seorang anak laki-laki yang suci. (QS.Maryam [19]: 19)

Suatu ketika, Maryam tengah beribadah di mihrabnya. Tiba-tiba, muncul Malaikat Jibril dalam rupa seorang laki-laki tampan. Maryam terkejut dengan kehadiran Jibril.

“Siapa kau? Bagaimana kau bisa berada di sini?” Tanya Maryam.

“Aku adalah Jibril. Aku diutus Allah untuk mengabarkan bahwa engkau akan dikaruniai seorang anak laki-laki,” jawab Jibril.

Maryam sangat terkejut. Tubuhnya gemetar. Peluh mulai membasahi tubuhnya. “Bagaimana aku akan mempunyai anak? Padahal, aku tidak pernah disentuh lelaki dan bukanlah orang yang suka berbuat maksiat?” sanggah Maryam.

“Hal itu sangat mudah bagi Allah. Dia bermaksud menjadikan hal ini sebagai tanda kebesaran-Nya,” tegas Malaikat Jibril.

Setelah menyampaikan kabar itu, Malaikat Jibril menghilang. Tinggallah Maryam seorang diri. Ia masih tercengang dengan apa yang baru saja dialaminya. Ia memikirkan bagaimana reaksi keluarga dan orang-orang nanti terhadapnya. Namun, ia berserah diri kepada Allah SWT.

Beberapa waktu kemudian, Maryam mulai menyadari perubahan dalam dirinya. Ia mulai mengandung. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Maryam pergi ke suatu tempat.

Saat waktu melahirkan telah tiba, Maryam menyandarkan tubuhnya pada sebatang pohon kurma. Ia berjuang seorang diri. Akhirnya, ia melahirkan dengan selamat.

Setelah melahirkan, Maryam merasakan sangat haus dan lapar. Ia mengadu kepada Allah. Saat itu, atas perintah Allah, datanglah Malaikat Jibril dan menyeru, “Janganlah engkau bersedih hati. Sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan sebuah anak sungai di bawahmu. Goyangkanlah pangkal pohon kurma ini ke arahmu. Niscaya, pohon itu akan menggugurkan kurma yang masak kepadamu.”

Tiba-tiba, tanah di depan Maryam bergetar dan membelah. Jadilah sungai kecil yang airnya jernih. Kemudian, Maryam menggoyangkan pangkal pohon kurma. Pohon itu bergetar keras dan menggugurkan kurma yang banyak. Maryam memakan kurma itu dan meminumair dari sungai itu. Rasa lapar dan hausnya pun hilang.

Aku adalah Hamba Allah
“Dia (Isa) berkata, ‘Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.” (QS.Maryam [19]: 30)

Setelah kondisinya pulih, Maryam membawa Isa ke kampungnya. Orang-orang kampong gempar dengan kedatangan Maryam yang menggendong seorang bayi. Mereka menuduh Maryam telah berbuat zina. “Wahai Maryam, kau telah melakukan suatu perbuatan mungkar. Padahal, bapakmu bukanlah orang jahat dan ibumu bukan seorang pezina,” kata mereka dengan sinisnya.

Maryam tidak menjawab. Ia memang diperintahkan diam oleh Allah SWT. Ia menunjuk kepada bayinya. Ia bermaksud agar orang-orang berbicara kepada bayinya.

Mereka merasa heran dengan sikap Maryam. Bagaimana bisa mereka berbicara dengan bayi yang masih merah. “Bagaimana kami akan berbicara dengan bayi yang masih dalam buaian?” Tanya mereka kesal.

Namun, tiba-tiba bayi dalam gendongan Maryam berbicara dengan fasih layaknya orang dewasa,

“Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (terdapat dalam QS.Maryam: 32_33)

Mereka tercengang melihat Isa yang masih bayi berbicara dengan fasih. Mereka kemudian menyadari bahwa Maryam adalah wanita suci. Anaknya kelak akan menjadi seorang nabi. Namun, banyak juga yang tetap tidak percaya. Merka  tetap melakukan penghinaan kepada Maryam dan anaknya.

Masa Kecil Isa, Putra Maryam
“….Dan ingatlah ketika Aku mengajarkan menulis kepadamu, (juga) hikmah, Taurat, dan Injil….” (QS.Al-Maidah [5]: 110)

Masa kecil Isa penuh kasih sayang. Maryam mencurahkan kasih sayangnya yang besar kepada Isa. Maryam juga mendidik Isa dengan baik. Isa menjadi anak yang taat beribadah dan berbakti kepada ibunya. Isa juga seorang anak yang sangat cerdas. Sejak kecil Isa telah menunjukkan tanda-tanda kenabiannya.

Saat bermain dengan teman-teman sebayanya, Isa mampu menyebutkan apa yang ada dalam saku teman-temannya. Bahkan, ia juga mampu menyebutkan dengan tepat benda-benda apa saja yang ada di rumah teman-temannya.

Saat usia Isa menginjak dua belas tahun, Maryam mengajak Isa ke Baitul Maqdis. Isa menuntut ilmu di Baitul Maqdis. Setiap hari, Isa mendengarkan pelajaran dari para pemuka agama. Namun, Isa tidak hanya mendengarkan. Ia berani mengkritik para pemuka agama itu kalau ada yang keliru.

Isa dikaruniai Allah ilmu yang luas dan hikmah. Dengan karunia itu, dia mengetahui apakah yang disampaikan para pemuka agama itu benar atau salah. Saat itu, syariat Nabi Musa memang telah diubah-ubah. Para pemuka agama telah mengubah-ubah Taurat untuk kepentingan mereka. Mereka mengambil keuntungan dengan mengatasnamakan agama.

Oleh karena itu, Isa mengkritik mereka. Sikap kritis Isa ternyata menimbulkan kebencian para pemuka agama itu kepada Isa. Mereka khawatir kehilangan pengaruh di kalangan Bani Israil.

Dakwah Nabi Isa
“….Dan ingatlah ketika Aku mengajarkan menulis kepadamu, (juga) hikmah, Taurat, dan Injil. Dan ingatlah ketika engkau membentuk dari tanah berupa burung dengan seizing-Ku, kemudian engkau meniupnya, lalu menjadi seekor burung (yang sebenarnya) dengan seizing-Ku….” (QS.Al-Maidah [5]: 110)

Pada usia tiga puluh tahun, Isa diangkat menjadi nabi dan rasul. Ia diberikan kitab Injil sebagai pedoman hidup. Sejak saat itu Nabi Isa berdakwah kepada Bani Israil. Saat itu, Bani Israil berada dalam penjajahan bangsa Romawi.

Nabi Isa menyeru kaumnya agar taat beribadah kepada Allah. Memperjuangkan kebenaran, persaudaraan, dan kasih sayang. Nabi Isa mengajarkan Injil kepada mereka. Nabi Isa meluruskan pemahaman yang keliru.

Seruan Nabi Isa ditanggapi sinis oleh Bani Israil. Terutama, oleh para pemuka agamanya. Mereka takut kehilangan pengaruhnya. Mereka merasa kedudukan mereka terancam dengan kehadiran Nabi Isa. Mereka berusaha menghasut Bani Israil agar menolak seruan Nabi Isa. Mereka mengatakan bahwa Nabi Isa seorang pendusta.

Untuk mematahkan perkataan Bani Israil, Nabi Isa dikaruniai berbagai mukjizat oleh Allah. Nabi Isa mampu membuat burung dari tanah liat. Ia mampu menyembuhkan penyakit kusta dan orang yang buta sejak lahir. Nabi Isa juga mampu menghidupkan orang mati dengan izin Allah.

Bani Israil takjub menyaksikan mukjizat Nabi Isa. Kemudian, mereka mengikuti ajaran Nabi Isa. Mereka yakin bahwa Nabi Isa adalah rasul Allah. Pengikut Nabi Isa semakin banyak. Di antara pengikut Nabi Isa, ada dua belas orang pengikut utama. Mereka itu disebut Hawariyun.

Rencana Pembunuhan Nabi Isa
“Dan (Kami hokum juga) karena ucapan mereka, ‘Sesungguhnya Kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa….” (QS.An-Nisaa` [4]: 157)

Semakin hari, pengaruh Nabi Isa semakin luas. Pengikutnya juga semakin banyak. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan para pemuka agama (pendeta). Mereka takut kehilangan pengaruh dan kedudukan.

Kemudian, menyusun rencana untuk menyingkirkan Nabi Isa. Caranya, dengan memfitnah Nabi Isa. Mereka melapor ke Kaisar Romawi bahwa Nabi Isa sedang menghimpun kekuatan untuk memberontak. Kaisar Romawi pun murka mendengar kabar itu. Kemudian, memerintahkan pasukannya untuk menangkap Nabi Isa.

Berita penangkapan itu diketahui Nabi Isa. Nabi Isa dengan pengikutnya lari bersembunyi. Mereka berpindah-pindah tempat menghindari pasukan Romawi. Mereka mendaki gunung, menuruni lembah, masuk hutan, dan mengarungi gurun.

Pasukan Romawi tidak berhasil menemukan Nabi Isa. Usaha mereka selalu berakhir gagal. Para pemuka agama itu mencari akal. Mereka mendekati salah seorang pengikut Nabi Isa. Ia adalah Yudas Ikarius. Mereka menawarkan uang dan harta melimpah kepada Yudas jika mau menunjukkan persembunyian Nabi Isa.

Yudas tergoda sehingga menunjukkan tempat persembunyian Nabi Isa. Saat itu, Nabi Isa tengah berada di sebuah kebun anggur. Pasukan Romawi langsung menuju ke lokasi dengan Yudas sebagai penunjuk jalan. Mereka mengepung kebun itu. Mereka melakukan pagar betis.

Nabi Isa dan pengikut setianya terdesak. Saat itulah, Nabi Isa berdoa memohon perlindungan kepada Allah. Permohonan Nabi Isa dikabulkan. Allah SWT mengangkat Nabi Isa ke sisi-Nya. Kemudian, Allah menyerupakan wajah Yudas seperti wajah Nabi Isa.

Akhirnya, pasukan Romawi menangkap Yudas. Yudas tak berkutik. Ia berusaha membela diri dengan berteriak bahwa ia bukan Nabi Isa. Namun, teriakan Yudas tidak dihiraukan. Pasukan Romawi tidak percaya dengan kata-kata Yudas. Ia pun dijatuhi hukuman mati dengan disalib.


Hikmah Kisah

Pelajaran berharga dari kisah yang kita dapat petik dari kisah Nabi Isa adalah jangan gegabah menuduh orang berbuat jahat tanpa bukti dan alas an kuat. Sebab, hal tersebut akan merugikan orang yang kita tuduh.

Kemudian, janganlah berbuat khianat. Sebab, khianat adalah sikap yang paling dibenci oleh Allah SWT. Orang yang berkhianat pun akan dikenakan azab oleh Allah SWT.

Kisah ini diambil dari buku yang berjudul Kisah Menakjubkan 25 Nabi & Rasul, Semoga cerita ini dapat bermanfaat bagi kalian semua.
Read more »

0 comments:

Post a Comment

Copyright © Kisah Nabi dan Rasul 2010

Template By Nano | Powerred by Blogger