Nabi Saleh AS adalah
nabi kelima. Ia diutus oleh Allah SWT untuk berdakwah kepada kaum Tsamud. Kaum
Tsamud adalah penyembah berhala. Nabi Saleh menyeru kaumnya kepada jalan yang
benar. Namun, kaum Tsamud mendustakan Nabi Saleh. Akhirnya, mereka ditimpa azab
yang pedih.
Kaum Tsamud
yang Kufur
“Dan
ingatlah ketika Dia menjadikan kamu khalifah-khalifah setelah kaum `Ad dan
menempatkan kamu di bumi. Di tempat yang datar kamu dirikan istana-istana dan
di bukit-bukit kamu pahat menjadi rumah-rumah. Maka ingatlah nikmat-nikmat
Allah dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi.” (QS. Al-A`raaf [7]: 74)
Kaum Tsamud tinggal di
negeri yang subur bernama Al-Hijr. Kebun mereka luas-luas. Pepohonan tumbuh
subur dan menghasilkan buah yang lebat. Padang rumput terbentang luas. Hewan
ternak mereka gemuk-gemuk dan sehat. Karena itulah, kaum Tsamud hidup makmur.
Kaum Tsamud memiliki
keahlian seni bangunan dan seni pahat. Tidak heran jika rumah-rumah mereka
megah dan indah. Bahkan, bukit-bukit mereka pahat. Mereka melubanginya dan
mendirikan istana di sana.
Semakin hari kekayaan
mereka semakin bertambah. Sayangnya, kaum Tsamud tidak bersyukur kepada Allah
SWT. Padahal, Allah SWT telah menciptakan negeri yang subur untuk mereka.
Mereka justru membuat berhala, lalu menyembah dan meminta perlindungannya.
Berdakwah
kepada Kaum Tsamud
“Dan
kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, ‘Wahai
kaumku! Sembahlah Allah! Tiada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakan
kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan pemakmurnya. Karena itu mohonlah ampunan
kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat
(rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya).” (QS. Huud
[11]: 61)
Allah SWT mengutus
Nabi Saleh untuk menyadarkan kaum Tsamud. Nabi Saleh adalah bangsa Tsamud juga.
Ia berasal dari keluarga terpandang dan terkenal juga sebagai orang yang sabar
dan berbudi pekerti mulia. Ia fasih dan tegas dalam berbicara.
Nabi Saleh
melaksanakan tugasnya sebagai seorang rasul. Ia menyeru kaumnya, “Wahai kaumku,
Aku diutus oleh Allah untuk menyampaikan kebenaran kepadamu. Sembahlah Allah!
Tiada tuhan bagimu selain Dia.”
Kaum Tsamud
mengacuhkan seruan Nabi Saleh. Mereka justru menertawakan Nabi Saleh dan
mengejeknya sebagai seorang pembohong juga sinting.
“Hai Saleh! Kau tak
lebih dari seorang pembohong dan penipu. Kalau Tuhan akan mengangkat seorang
rasul, tentulah kami yang dipilih-Nya. Bukankah kami lebih kaya daripada kamu?”
kata seorang pemuka kaum Tsamud dengan congkaknya.
Nabi Saleh tidak putus
asa. Segala cara ia lakukan untuk menyadarkan kaumnya. Ia sabar menerima
perlakuan buruk dari kaumnya. Namun, sekian lama berdakwah, Nabi Saleh hanya
memiliki beberapa orang pengikut yang kebanyakan orang-orang miskin.
Unta Ajaib
“Sesungguhnya
Kami akan mengirim unta betina sebagai cobaan bagi mereka, maka tunggulah
mereka dan bersabarlah (Saleh).” (QS. Al-Qamar
[54]: 27)
Para pemuka kaum
Tsamud manantang Nabi Saleh agar mendatangkan suatu mukjizat sebagai bukti
kerasulannya. Nabi Saleh menerima tantangan itu. Namun, ia mengajukan suatu
syarat. Jika ia berhasil menunjukan suatu mukjizat, mereka harus beriman. Lalu,
mereka menyetujui syarat tersebut.
Kemudian, Nabi Saleh
berdoa kepada Allah SWT agar diberikan suatu mukjizat sebagai bukti
kerasulannya. Allah SWT mengabulkan permohonan Nabi Saleh. Tiba-tiba, dari
puncak sebuah bukit muncul seekor unta betina. Unta itu gemuk, sehat, dan
sangat indah. Belum pernah ada hewan seindah itu di bumi sebelumnya. Para
kemuka kaum Tsamud terkagum-kagum. Begitu juga dengan warga lainnya yang hadir.
Namun, para pemuka kaum Tsamud tetap tidak mau beriman. Mereka justru menuduh
Nabi Saleh sebagai tukang sihir.
Nabi Saleh tidak
menanggapi omongan mereka. Ia hanya berpesan kepada kaumnya, “Jangan kalian
ganggu unta ini. Apalagi membunuhnya. Biarkan ia hidup bebas mencari makanannya
sendiri. Kalian dapat bergiliran memerah susunya. Unta ini tidak akan berhenti
mengeluarkan air susu.”
Pembunuhan
Unta Ajaib
“Maka
mereka memanggil kawannya, lalu dia menangkap (unta itu) dan memotongnya.” (QS. Al-Qamar [54]: 29)
Sejak peristiwa
kemunculan unta ajaib itu, pengaruh Nabi Saleh semakin kuat. Pengikutnya mulai
bertambah. Hal ini membuat para pemuka kaum Tsamud cemas karena kedudukan
mereka dapat terancam.
Mereka bersekongkol
dan merencanakan akan membunuh unta Nabi Saleh. Ada janda cantik dan kaya raya
menawarkan dirinya untuk dinikahi dan orangtua yang menawarkan anak-anaknya
yang cantik untuk dinikahi jika ada orang yang berhasil membunuh unta Nabi
Saleh. Dua hadiah itu sangat memikat kaum Tsamud. Akhirnya, muncul Mushadda bin
Muharrij dan Gudar bin Salif. Ia mulai menyusun strategi untuk membunuh unta
Nabi Saleh.
Pada hari yang
ditentukan, mereka bersembunyi di balik semak mengawasi unta yang sedang minum
itu. Kemudian, Mushadda meluncurkan anak panahnya tepat mengenai betis unta
itu. Dengan gerakan yang cepat, Gudar menikamkan pedangnya ke perut unta Nabi
Saleh. Unta itu jatuh dan akhirnaya mati.
Kebinasaan
Kaum Tsamud
“Kemudian
suara yang mengguntur menimpa orang-orang zhalim itu, sehingga mereka mati
bergelimpangan di rumahnya.” (QS. Huud [11]: 67)
Setelah berhasil
membunuh unta Nabi Saleh, para pemuka kaum Tsamud melangkah menuju rumah Nabi
Saleh. Sesamoainya di sana, mereka mengatakan telah membunuh unta itu. Mereka
juga menantang Nabi Saleh agar segera menurunkan azab. Nabi Saleh sedih
sekaligus marah.
“Aku sudah peringatkan
kalian agar jangan mengganggu unta itu. Tapi, kalian justru membunuhnya.
Padahal, unta itu memndatangkan manfaat bagi kalian. Sekarang, kalian meminta
agar segera diturunkan azab. Kalian memang pantas binasa. Tunggulah azab Allah
akan turun dalam tiga hari.”
Bukannya sadar, mereka
justru merencanakan untuk membunuh Nabi Saleh. Mushadda dan Gudar bersama tujuh
orang temannya bersiap menjalankan aksinya. Mereka bergegas menuju rumah Nabi
Saleh untuk membunuhnya. Namun, rencana mereka digagalkan oleh Allah SWT.
Batu-batu besar berjatuhan dari langit menghantam kepala mereka. Seketika itu
mereka tewas.
Sehari setelah Nabi
Saleh dan para pengikutnya keluar dari negeri Al-Hijr menuju Palestina, muncul
awan hitam tebal yang menggantung di langit. Kemudian, terdengarlah suara
gemuruh yang sangat dahsyat. Petir menyambar dan membakar negeri Al-Hijr. Kaum
Tsamud terbakar seperti rumput kering. Mereka binasa menjadi abu.
Hikmah
Kisah
Sikap sabar dan
pantang menyerah sangat dibutuhkan untuk menegakkan kebenaran. Jadi, kita harus
membiasakan berbuat sabar.
Selain itu,
kedurhakaan yang kita perbuat hanya akan mendatangkan malapetaka dan
kehancuran. Karenanya, janganlah berbuat durhaka kepada Allah atau orangtua.
Sebab, Allah SWT akan mengazab kita.
Kisah ini diambil dari
buku yang berjudul Kisah Menakjubkan
25 Nabi & Rasul, Semoga cerita ini dapat bermanfaat bagi kalian
semua.
Read more »
0 comments:
Post a Comment